Liburan ke Kampung Naik Kereta Jakarta – Semarang
Tidak lama kemudian, mereka naik ke dalam kereta.
Di perjalanan, Tania membeli cokelat panas dan sempat tertidur. Setelah bangun, ia bermain bersama adiknya, Dean, lalu menikmati pemandangan sawah, hutan, hingga pantai dari jendela.
Bersama abangnya, Riski, ia mencari makan siang, kemudian kembali untuk menonton HP.
Namun tiba-tiba, kereta berhenti cukup lama. Sambil menunggu, Tania berjalan-jalan di dalam gerbong selama satu jam. Setelah kereta kembali berjalan, ia makan siang, menonton lagi, dan tertidur.
Ketika terbangun, Papi memberitahu bahwa mereka sudah hampir sampai.
Saat turun, Tania membawa koper berwarna pink yang berat, hingga Mami harus membantu mengangkatnya. Setelah keluar stasiun, mereka dijemput Om Esra.
Dalam perjalanan, Tania bercanda dengan sepupunya, Jojo, sambil menikmati pemandangan. Sesampainya di rumah nenek, Tania dan Jojo langsung berganti baju lalu bermain HP bersama.
Keesokan paginya, Tania mencari Jojo. Begitu bertemu, mereka langsung bermain Roblox bersama. Suasana penuh tawa, terutama saat mereka pura-pura “mencuri berangkas” dalam game.
Setelah itu, mereka berlarian mengejar ayam di halaman dan kembali tertawa saat ayam kabur.
Sore hari, mereka mandi sambil bercanda. Tania menasihati Jojo agar hati-hati supaya tidak terpeleset, tetapi Jojo tetap jatuh dan mengeluh kesakitan.
Meski begitu, mereka tetap ceria setelah berganti pakaian, makan malam, dan menonton bersama.
Hari-hari mereka selalu dipenuhi aktivitas seru. Mulai dari lomba sepeda di halaman belakang, bermain Roblox dengan abang, hingga meminta nenek memasak mie goreng kesukaan mereka. Bahkan, mereka sempat bermain air saat mandi dan bercanda hingga larut malam.
Rutinitas ini membuat liburan terasa semakin berwarna di rumah nenek.
Pada suatu pagi cerah, Tania dan Jojo sepakat mengadakan lomba sepeda di halaman belakang. Dengan penuh semangat mereka menghitung mundur, lalu melaju secepat mungkin. “Aku duluan sampai!” teriak Tania dengan gembira.
Jojo pun berjanji akan membalas kekalahan di lomba berikutnya.
Tidak puas hanya dengan sepeda sungguhan, mereka kemudian melanjutkan balapan di game Roblox. Tawa pecah ketika salah satu dari mereka hampir curang atau berpura-pura lupa nama permainan. Keseruan makin bertambah ketika abang ikut bermain hide and seek di Roblox.
Aturannya jelas: siapa yang kalah harus berlari keliling rumah 20 kali!
Walau sering kali ada yang protes karena “ketahuan curang,” permainan itu membuat mereka merasa seperti sedang berpetualang dalam dunia lain. Bagi Tania dan Jojo, setiap momen kecil pun bisa menjadi petualangan seru.
Suatu malam sebelum tidur, Tania dan Jojo membangun rumah-rumahan di Roblox. Mereka berimajinasi membuat rumah dekat taman bunga, dengan warna pink cerah, dan penuh dekorasi lucu.
Seolah-olah rumah itu nyata, mereka menambahkan bantal, boneka, hingga alat ajaib untuk melindungi rumah dari “bahaya”.
Di tengah permainan, mereka merasa haus dan “pergi” membeli es teh di warung nenek. Minuman itu mereka anggap sebagai ramuan ajaib yang membuat tubuh kembali segar.
Setelah puas berkhayal, Tania dan Jojo diminta mandi oleh nenek. Namun, keduanya justru berlarian, saling menyiram air, dan menjadikan kamar mandi sebagai tempat petualangan baru.
Cerita rumah-rumahan mereka memang hanya ada di dunia imajinasi, tetapi bagi Tania dan Jojo, itulah dongeng nyata yang membuat masa kecil selalu penuh keajaiban.

0 Komentar